Nama: Syamsul Hudha
NPM : 3A414594
Kelas: 3ID15
AZAS-AZAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
1.
Pengertian Pengetahuan Lingkungan
Ilmu
(atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu diperoleh
dari keterbatasannya.
Pengertian
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di
sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman sekolah, bapak ibu guru serta
karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan
yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan
berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang
terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan
sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang. Berikut ini ada beberapa pengertian
pengetahuan lingkungan hidup menurut para ahli untuk tambahan ilmu pengetahuan
tentang lingkungan:
·
Emil Salim mengartikan
lingkungan hidup sebagai benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat
dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk
kehidupan manusia. Definisi lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan
cukup luas. Apabila batasan tersebut disederhanakan, ruang lingkungan hidup
dibatasi oleh faktor-faktor yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam,
politik, ekonomi dan sosial.
·
Soedjono
mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan fisik atau jasmani yang
terdapat di alam. Pengertian ini menjelaskan bahwa manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan dilihat dan dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani. Menurut
definisi Soedjono, lingkungan hidup mencakup lingkungan hidup manusia, hewan
dan tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya.
·
Munadjat
Danusaputro lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi termasuk
didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana
manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan demikian,
lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan
budaya.
·
Otto Soemarwoto
berpendapat bahwa lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada dalam
ruang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita. Menurut batasan tersebut
secara teoritis ruang yang dimaksud tidka terbatas jumlahnya. Adapun secara
praktis ruang yang dimaksud selalu dibatasi menurut kebutuhan yang dapat
ditentukan.
·
Lingkungan merupakan
semua aspek kondisi eksternal biologis, dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu
lingkunga menjadi studi aspek lingkungan organisme itu.
2.
Ekologi
Ekologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan
logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 - 1914) Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu,
air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi
merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun
70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang
biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan
kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda
tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan
ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang
menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang
menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
3.
Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lain
Ekologi
mempunyai perkembangan yang bertahap, dari perkembangan itu semakin terlihat
bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Untuk
memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus
dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan
antara organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang
komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika
berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan
energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah kaca atau pemenasan global,
ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara mengenai ilmu
kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya. Boleh
dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir
semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami
ekologi.
4.
Bagian-bagian Ekologi
Batas
wilayah kerja ekologi sangat luas, oleh sebab itu ada bagian-bagian ekologi
yang mengkhususkan perhatiannya kepada
bagian-bagian tertentu yaitu:
·
Tingkat
organisasi individu-individu dinamakan Autoekologi
·
Tingkat
organisasi populasi dinamakan Demoekologi
·
Tingkat
organisasi bionose (komunitas) dinamakan Synoekologi
·
Tingkat
organisasi ekosistem disebut Ekologi Murni
·
Tingkat
organisasi lingkungan masyarakat dan biosfir dinamakan Man and Bioshere Ecology
Ekologi
murni mencurahkan perhatiannya pada fungsi ekosistem atau proses pengaliran
energi dan materi dalam ekosistem. Bagian ekologi yang mempelajari fungsi dari
ekosistem lazim disebut dengan Produksiekologi. Struktur dari ekosistem
dinamakan Strukturekologi. Selain itu juga ekologi murni mempelajari proses
hubungan timbale balik antara komponen
abiotik dan komponen biotik yang berada dalam ekosistem.
Perhatian
cabang-cabang ekologi dapat juga ditujukan kepada jenis medium kehidupan yaitu:
1.
Ekosistem Lautan
(marine ekosistem)
2.
Ekosistem
Perairan Tawar (ekosistem limnis)
3.
Ekosistem Tanah
Basah (ekosistem semiterrestris)
4.
Ekosistem Tanah
Kering (gembur) (ekosistem terrestris)
5.
Ekosistem daerah
Kota Perindustrian (struktur-struktur manusia)
Tiap-tiap cabang
ekosistem tersebut lebih lanjut dapat dibagi menjadi makro ekosistem misalnya
hutan, padang rumput, dan lain-lain. Selanjutnya makro ekosistem dapat dibagi
lagi menjadi meso-ekosistem, misalnya hutan dibagi menjadi hutan tropis, hutan
sub-tropis. Meso-ekosistem masih dapat dibagi lagi menjadi mikro-ekosistem,
misalnya hutan kayu jati, dan sebagainya. Mikro ekosistem adakalanya masih
dapat terdiri atas nano-ekosistem, misalnya suatu kebun tanaman pisang yang
terdiri dari kelompok-kelompok tanaman pisang jenis pisang ambon, pisang raja,
pisang emas.
5.
Aplikasi Ekologi
Untuk
hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya
dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggungjawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi
harus dapat melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat
pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat
kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas
ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan
hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan,
erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi
buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya
masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak
mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
6.
Asas Ekologi
Asas-asas
ilmu ekologi merupakan asas-asas dasar dalam ilmu ekologi yang isinya tentang
kondisi ekologi dialam ini.
ASAS 1 (HUKUM
THERMODINAMIKA I)
Semua
energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah
dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan
atau diciptakan. Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika
I, yang sangat fundamental dalam fisika.
Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya
kalori, energi yang terbuang dalam
bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak,
menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas. Pemisahan
energi yang masuk jadi dua komponen. Jumlah energi yang masuk dan keluar dari
suatu pemisahan atau suatu proses, berupa materi. Jumlah energi yang masuk dan
keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa tenaga atau panas.
Asas
1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering
disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi
dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem
dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat
dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam
sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi
energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan keluaran kalori dalam sistem
kehidupan” Contohnya makanan yang
dimakan oleh hewan.
Dari
penjelasan di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat
dimanfaatkan dan ada pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk
masing-masing spesies hewan tergantung bagaimana kemampuan dan strategi hewan
tersebut untuk melawan alam lingkungannya. Keberhasilan dalam melawan
lingkungan dapat diukur dengan peningkatan jumlah populasinya.
ASAS 2 (Tak ada
system pengubahan energi yang betul- betul efisien)
Pengertian: Asas
ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah
hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat.
Asas
ini sama dengan hukum termodinamika
kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah
hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang
bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam
bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam
sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun
ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan digunakan oleh organisme hidup yang lain.
Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah
mendapatkan asupan energi yang banyak,
sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu
pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi
yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu
termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat
diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber alam
adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau
ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga
akan meningkatkan daya pengubahan energi.
ASAS 3 (Materi,
energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam)
Pengertian: Pengubahan
energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding
dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas
adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang
sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi. Ruang
yang terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan
bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan
terganggu. Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap
perkembangan populasi.
Waktu
sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan
mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di
lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil
atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi
untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman
juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies
semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi
dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan
oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan
materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori
sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri,
namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk
hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori
sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan
mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu
“survive”.
Asas 3 ini
mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai
kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk
semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum,
pengaruh unit kenaikannya sering menurun
dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui
batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua
kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya
yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan
peracunan. Ini adalah asas penjenuhan.
Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut
terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum, yang
berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan
mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada keadaan
lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung
naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi
pengintensifan perjuangan hidup, bila
persediaan sumberalam berkurang. Tetapi
sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk
semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan
pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak
karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam
yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada
asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum,
yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi
daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting,
yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah
individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
ASAS 5
Pada
asas 5 ini ada dua hal penting, pertama
jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan
lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan
untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis
hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis
tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya
kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam
(makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
ASAS 6 (Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak
keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya)
Pengertian:
Asas ini adalah
pernyataan teori Darwin dan Wallace.
Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat
adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul
kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang
kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan
daripada yang non-adaptif.
Pada
asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil
daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang
adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non
adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih
banyak merusak.
ASAS 7 (Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal)
Pengertian :
“Mudah diramal” adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada
suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi
lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda dari satu habitat ke
habitat lain.
Dengan
mengetahui keadaan optimum pada faktor
lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat
bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa
komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini
dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian
diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan
yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan
dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang
muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou
(1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja
melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan
keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi
ASAS 8 (Sebuah
habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada
bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut)
Pengertian:
Kelompok
taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya
yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup
berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing
mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada
asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi,
karena satu sama lain mempunyai kepentingan
dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi
yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap
lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut
hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9 (Keanekaragaman
komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas)
T = K x (B/P)
; D ≈ T
T = waktu
rata-rata penggunaan energi
K = koefisien
tetapan
B = biomassa
P =
produktivitas
D =
keanekaragaman
Pengertian: Asas
ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi
akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam
suatu komunitas.
Pada asas ini
menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi
dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10 (Pada
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot)
Pengertian: Sistem
biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan
energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya
keaneka-ragaman.
Dalam
asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah
kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang
stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau
kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang
masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat
meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem
biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila
asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah
berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih
tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di
alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi
dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan
memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan
pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
ASAS 11 (Sistem
yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa))
Pengertian:
Ekosistem,
populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat
organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem
yang tinggi keanekaragamannya).
Arti dari asas
ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan energi,
biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa.
Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu
kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem
yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya.
ASAS 12 (Kesempurnaan
adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam
keadaan suatu lingkungan)
Pengertian: Populasi
dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap.
Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak
perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan
yang tidak stabil.
Asas
ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi)
berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil,
maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus
dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah
mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap
fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang
berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial
dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak
perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi.
Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung
menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam
perubahan.
Implikasi
dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik
dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya
bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS 13 (Lingkungan
yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman
biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan
kemantapan populasi lebih jauh lagi)
Asas
ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap,
jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila
terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan
mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya.
Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman
biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi
dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik
yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan
efisiensi penggunaan energi.
ASAS 14 (Derajat
pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti
akan mempengaruhi populasi itu)
Asas
ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang
tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan
derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri
Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur
energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan
fisik mantap (mudah“diramal”)
• Sistem control
umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi
penggunaan energi
• Tingkat
keanekaragaman tinggi
Sumber: