Minggu, 16 April 2017

Tugas Pengetahuan Lingkungan (Sumber Daya Alam)

Nama : Syamsul Hudha
NPM  : 3A414594
Kelas : 3ID15
SUMBER DAYA ALAM

1.            Pengertian Sumber Daya Alam
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, sebagai masyarakat Indonesia, anda harus tahu pasti apa definisi sumber daya alam. Sumber daya alam adalah istilah yang merujuk pada materi dan potensi alam yang terdapat di Bumi serta pengelolaannya bagi kebutuhan manusia. Sumber daya alam dapat berupa benda-benda hidup seperti hewan, manusia, dan tumbuhan, serta benda tidak hidup seperti matahari, udara, dan bahan tambah. Berikut ini merupakan definisi sumber daya alam menurut para ahli:
·         Menurut suryanegara umber daya alam adalah unsur-unsur alam yang terdiri dari unsur hayati dan unsur fisik yang dikelola manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan hidup.
·         Menurut katili sumber daya alam adalah keseluruhan unsur tata lingkungan biofisik yang nyata serta memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai bagian dari kebutuhan manusia.
·         Menurut isard sumber daya alam adalah lingkungan dan bahan-bahan mentah yang dapat dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.
·         Menurut undang-undang no. 4 tahun 1982 pasal (5)  sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya hayati, sumber daya non-hayati, serta sumber daya buatan.
·         Menurut chapman sumber daya merupakan hasil penilaian manusia terhadap unsur-unsur lingkungan hidup yang dimanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Chapman juga membedakan pengertian sumber daya alam berdasarkan tiga kategori: persediaan total (total stock), sumber daya (resources), dan cadangan (reserve).
2.            Jenis Sumber Daya Alam
Jenis Sumber Daya AlamJenis-jenis sumber daya alam diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, di antaranya adalah:
a)      Berdasarkan pemulihannya
·         Sumber daya alam yang selalu ada: Sumber daya alam yang tidak akan habis karena mengalami siklus panjang. Contohnya: air, cahaya matahari, serta energi yang diperoleh dari pasang-surut air laut.
·         Sumber daya alam yang dapat diperbaharui: Sumber daya alam yang jika persediaannya habis, dapat segera tersedia kembali dalam waktu yang relatif cepat. Salah satu cara untuk memperbaharuinya adalah melalui reproduksi. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah hewan dan tumbuhan.
·         Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui: Sumber daya alam yang sulit atau bahkan tidak bisa tersedia kembali sebab membutuhkan waktu yang lama untuk dapat memperbaharuinya. Contoh: minyak bumi, dan benda-benda tambang seperti batu bara,
b)      Berdasarkan sifatnya
·         Sumber daya alam hayati: Disebut juga sumber daya alam biotik, sumber daya hayati meliputi benda-benda hidup yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia. Contohnya adalah hewan, tumbuhan yang juga disebut dengan sumber daya alam nabati, serta mikroorganisme.
·         Sumber daya alam non-hayati: Sebutan lain dari sumber daya alam non-hayati ialah sumber daya alam abiotik yang materinya meliputi benda-benda tak hidup seperti tanah, air, udara, serta bahan-bahan tambang.
c)      Berdasarkan kegunaannya
·         Sumber daya alam penghasil bahan baku: Sumber daya alam yang materinya digunakan sebagai bahan baku untuk membuat benda lain yang memiliki nilai guna tinggi. Contohnya hasil hutan seperti kayu, karet, dan beberapa jenis batuan.
·         Sumber daya alam penghasil energi: Sumber daya alam yang memiliki potensi atau materi untuk menghasilkan energi sebagai penunjang hidup manusia. Salah satu contoh penghasil energi adalah sinar matahari yang selain memiliki manfaat untuk menyinari alam semesta, juga berguna sebagai pembangkit listrik.
d)     Berdasarkan nilai kegunaannya
·         Sumber daya alam non-ekonomis: Sumber daya alam yang tidak dikenakan biaya untuk mendapatkannya. Artinya, manusia dapat menikmati sumber daya alam tersebut tanpa pengorbanan sekecil apapun, sebab materinya sudah tersedia dan dapat ditemukan di mana saja. Contohnya udara, angin, dan tanah.
·         Sumber daya alam ekonomis tinggi: Sumber daya alam yang membutuhkan pengorbanan serta biaya yang relatif tinggi untuk mendapatkannya. Contohnya adalah benda-benda tambang, seperti emas, perak, dan intan.
·         Sumber daya alam ekonomis rendah: Sumber daya alam yang memerlukan biaya rendah untuk mendapatkannya serta persediaannya juga cukup banyak. Contohnya adalah bahan-bahan bangunan seperti pasir dan batu.
e)      Berdasarkan lokasi
·         Sumber daya alam terestrial: Sumber daya alam yang materinya dapat kita temukan di permukaan bumi. Contoh sumber daya alam terestrial di antaranya adalah tanah, bahan galian, dan hasil hutan.
·         Sumber daya alam akuatik: Sesuai dengan namanya, sumber daya alam yang satu ini dapat kita temui di wilayah perairan. Contoh sumber daya alam akuatik antara lain rumput laut, ikan, serta mutiara.

3.            Manfaat Sumber Daya Alam
Sumber daya alam memiliki pengaruh yang amat besar dalam menentukan keberlangsungan hidup umat manusia. Selain dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan manusia, beberapa manfaat lain dari sumber daya alam adalah sebagai berikut:
1.      Sumber daya alam seperti minyak bumi, gas alam, dan sinar matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dan bahan bakar.
2.      Sumber daya alam seperti kayu, batuan, dan pasir dapat dimanfaatkan manusia sebagai bahan dasar untuk membangun tempat tinggal.
3.      Sumber daya alam seperti bahan-bahan tambang dan batuan juga berpengaruh dalam pengembangan teknologi.
4.      Sumber daya alam juga berperan dalam menjaga keseimbangan alam. Karena perannya yang vital tersebut, kita dilarang untuk mengeksploitasi sumber daya alam. Selain berakibat buruk bagi lingkungan, eksploitasi sumber daya alam juga mengakibatkan langkanya bahan-bahan yang menjadi kebutuhan manusia.
5.      Sumber daya alam memiliki pengaruh yang besar terhadap cadangan devisa negara. Hasil alam yang dimiliki negara dapat dikomersilkan untuk mendapatkan keuntungan bagi perekonomian negara.
4.            Pelestarian Sumber Daya Alam di Indonesia
Perlindungan alam atau sumber daya alam hayati merupakan suatu usaha untuk menjaga kelestarian tumbuhan dan hewan, termasuk air dan tanah. Perlindungan sumber daya alam hayati bertujuan untuk mempertahankan kelestarian habitat suatu ekosistem di muka bumi. Usaha pelestarian sumber daya alam hayati berdasarkan tempat dilakukannya terdiri atas dua macam, yaitu sebagai berikut:
1.      Pelestarian in situ
Pelestarian in situ merupakan usaha pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya. Pelestarian ini ditekankan agar sumber daya hayati di habitat aslinya tetap terjaga dan terpelihara. Pelestarian in situ dilakukan di tempat-tempat yang dilindungi oleh pemerintah, di mana segala flora dan fauna yang ada di dalamnya tidak boleh diganggu. Pelestarian in situ dapat berupa pembuatan taman wisata, taman nasional, dan hutan lindung. Taman nasional yang merupakan salah satu tempat dilakukannya pelestarian sumber daya hayati di Indonesia antara lain: Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Kerinci Sebat, Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Teluk Cendrawasih, dan Taman Nasional Bunaken. Sebagai contoh, Taman Nasional Ujung Kulon merupakan tempat pelestarian fauna yang hampir punah, salah satunya Badak jawa bercula satu (Rhinoceros sondaicus). Badak ini terancam punah akibat habitatnya rusak dan perburuan yang tak terkendali. Fauna langka lainnya yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon ini adalah banteng jawa (Bos javanicus), macan kumbang (Panthera pardus), dan rusa.   Gambar 1 Tempat pelestarian in situ:  (a) Taman Nasional Ujung Kulon, (b) Taman Nasional Bunaken, (c) Taman Nasional Way Kambas
2.      Pelestarian ex situ
Pelestarian ex situ merupakan kebalikan dari pelestarian in situ yaitu pelestarian suatu spesies makhluk hidup di luar habitat aslinya untuk dikonservasi dan dilestarikan. Pelestarian in situ dapat berupa kebun raya, kebun binatang, kebun koleksi, kebun botani, taman wisata dan taman laut. Pelestarian ex situ ini dilakukan terhadap hewan yang langka dan hampir punah, contohnya elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan orangutan (Pongo pygmaeus). Contoh tempat pelestarian ex situ adalah kebun binatang. Di Indonesia, kebun binatang sebagai tempat pelestarian hewan secara ex situ terdapat di beberapa lokasi, misalnya Kebun Binatang Ragunan, di Jakarta; Taman Safari di Cisarua Jawa Barat; Kebun Binatang Bandung; Kebun Binatang Gembira Loka di Yogyakarta; dan Kebun Binatang Sumbawa. Pelestarian tumbuhan secara ex situ berupa kebun koleksi dilakukan dengan mengumpulkan plasma nutfah unggul semua varietas dari spesies tertentu sesuai tujuan pelestarian. Contoh kebun koleksi adalah kebun koleksi kelapa di Bone-Bone. Pada kebun botani, dikumpulkan berbagai jenis tumbuhan sehingga di lahan yang terbatas dapat ditemukan ribuan jenis tumbuhan. Contoh kebun botani adalah Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat, dan Kebun Raya Purwodadi di Jawa Timur.



Sumber:

Tugas Pengetahuan Lingkungan (Azas-azas Pengetahuan Lingkungan)

Nama: Syamsul Hudha
NPM : 3A414594
Kelas: 3ID15

AZAS-AZAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN

1.            Pengertian Pengetahuan Lingkungan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Berikut ini ada beberapa pengertian pengetahuan lingkungan hidup menurut para ahli untuk tambahan ilmu pengetahuan tentang lingkungan:
·         Emil Salim mengartikan lingkungan hidup sebagai benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Definisi lingkungan hidup menurut Emil Salim dapat dikatakan cukup luas. Apabila batasan tersebut disederhanakan, ruang lingkungan hidup dibatasi oleh faktor-faktor yang dapat dijangkau manusia, misalnya faktor alam, politik, ekonomi dan sosial.
·         Soedjono mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan fisik atau jasmani yang terdapat di alam. Pengertian ini menjelaskan bahwa manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dilihat dan dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani. Menurut definisi Soedjono, lingkungan hidup mencakup lingkungan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya.
·         Munadjat Danusaputro lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan demikian, lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan budaya.
·         Otto Soemarwoto berpendapat bahwa lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan kita. Menurut batasan tersebut secara teoritis ruang yang dimaksud tidka terbatas jumlahnya. Adapun secara praktis ruang yang dimaksud selalu dibatasi menurut kebutuhan yang dapat ditentukan.
·         Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal biologis, dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkunga menjadi studi aspek lingkungan organisme itu.

2.            Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914) Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.
3.            Hubungan Ekologi Dengan Ilmu Lain
Ekologi mempunyai perkembangan yang bertahap, dari perkembangan itu semakin terlihat bahwa ekologi mempunyai hubungan dengan hampir ilmu-ilmu lainnya. Untuk memahami ruang lingkup dan sangkut-pautnya ekologi, persoalannya harus dipandang dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu lain. Untuk mengerti hubungan antara organisme dan lingkungan, semua bidang ilmu yang menerangkan tentang komponen-komponen makhluk hidup dan lingkungan itu sangat diperlukan. Jika berbicara mengenai pencemaran hutan, perkembangan penduduk, masalah makanan, penggunaan energi, kenaikan suhu bumi karena efek dari rumah kaca atau pemenasan global, ozon berlubang dan lainnya, ini berarti juga harus berbicara mengenai ilmu kimia, fisika, pertanian, kehutanan, ilmu gizi, klimatologi, dan lainnya. Boleh dikatakan bahwa semakin hari semakin terasa hubungan ekologi dengan hampir semua bidang ilmu yang ada. Semakin terasa bahwa semua orang harus memahami ekologi.
4.            Bagian-bagian Ekologi
Batas wilayah kerja ekologi sangat luas, oleh sebab itu ada bagian-bagian ekologi yang  mengkhususkan perhatiannya kepada bagian-bagian tertentu yaitu:
·         Tingkat organisasi individu-individu dinamakan Autoekologi
·         Tingkat organisasi populasi dinamakan Demoekologi
·         Tingkat organisasi bionose (komunitas) dinamakan Synoekologi
·         Tingkat organisasi ekosistem disebut Ekologi Murni
·         Tingkat organisasi lingkungan masyarakat dan biosfir dinamakan Man and Bioshere Ecology
Ekologi murni mencurahkan perhatiannya pada fungsi ekosistem atau proses pengaliran energi dan materi dalam ekosistem. Bagian ekologi yang mempelajari fungsi dari ekosistem lazim disebut dengan Produksiekologi. Struktur dari ekosistem dinamakan Strukturekologi. Selain itu juga ekologi murni mempelajari proses hubungan timbale  balik antara komponen abiotik dan komponen biotik yang berada dalam ekosistem.
Perhatian cabang-cabang ekologi dapat juga ditujukan kepada jenis medium kehidupan yaitu:
1.      Ekosistem Lautan (marine ekosistem)
2.      Ekosistem Perairan Tawar (ekosistem limnis)
3.      Ekosistem Tanah Basah (ekosistem semiterrestris)
4.      Ekosistem Tanah Kering (gembur) (ekosistem terrestris)
5.      Ekosistem daerah Kota Perindustrian (struktur-struktur manusia)
Tiap-tiap cabang ekosistem tersebut lebih lanjut dapat dibagi menjadi makro ekosistem misalnya hutan, padang rumput, dan lain-lain. Selanjutnya makro ekosistem dapat dibagi lagi menjadi meso-ekosistem, misalnya hutan dibagi menjadi hutan tropis, hutan sub-tropis. Meso-ekosistem masih dapat dibagi lagi menjadi mikro-ekosistem, misalnya hutan kayu jati, dan sebagainya. Mikro ekosistem adakalanya masih dapat terdiri atas nano-ekosistem, misalnya suatu kebun tanaman pisang yang terdiri dari kelompok-kelompok tanaman pisang jenis pisang ambon, pisang raja, pisang emas.
5.            Aplikasi Ekologi
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya dan pandai mengatur sumber-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan demi pengamanan dan kelestarian. Seorang ahli ekologi harus dapat melihat jauh ke depan, dalam jangka panjangan yang lebih bersifat pengamanan dan pemeliharaan untuk dapat hidup dengan baik dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Asas-asas ekologi dalam kenyataan dewasa ini banyak dipakai untuk menganalisis lingkungan hidup manusia, pertambahan penduduk, peningkatan produksi makanan, penghijauan, erosi, banjir, pelestarian plasma nutfah, dan hewana-hewan langka, koleksi buah-buahan langka, pencemaran (polusi), dan lain sebagainya. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia sendiri yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti prinsip-prinsip ekologi.
6.            Asas Ekologi
Asas-asas ilmu ekologi merupakan asas-asas dasar dalam ilmu ekologi yang isinya tentang kondisi ekologi dialam ini.

ASAS 1 (HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan. Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental  dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang  terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas. Pemisahan energi yang masuk jadi dua komponen. Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa materi. Jumlah energi yang masuk dan keluar dari suatu pemisahan atau suatu proses, berupa tenaga atau panas.
Asas 1 ini disebut juga dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering disebut sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai pengubah energi. Dengan demikian dalam sistem kehidupan dapat ditemukan berbagai strategi untuk mentransformasi energi, maka dibutuhkan “pembukuan masukan dan keluaran kalori dalam sistem kehidupan” Contohnya  makanan yang dimakan oleh hewan.
Dari penjelasan di atas dapat terlihat bahwa ternyata energi ada yang dapat dimanfaatkan dan ada pula yang terbuang dan hal ini spesifik untuk masing-masing spesies hewan tergantung bagaimana kemampuan dan strategi hewan tersebut untuk melawan alam lingkungannya. Keberhasilan dalam melawan lingkungan dapat diukur dengan peningkatan jumlah populasinya.       

ASAS 2 (Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien)
Pengertian: Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Asas ini  sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan  dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak,  sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi.
ASAS 3 (Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam)
Pengertian: Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi. Ruang yang terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu. Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.
Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang  dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”.
Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit  kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan.  Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang  disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang  sudah mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup,  bila persediaan sumberalam berkurang.  Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam  untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.


ASAS 5
Pada asas 5 ini ada dua hal  penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.

ASAS 6 (Individu dan spesies yang  mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya)
Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace.  Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak.
ASAS 7 (Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal)
Pengertian : “Mudah diramal” adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya  untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor  lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu  diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi

ASAS 8 (Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut)
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan  dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9 (Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas)
T = K x (B/P) ;  D ≈ T
T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman
Pengertian: Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10 (Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot)
Pengertian: Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
ASAS 11 (Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa))
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi,  biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah  pada ekosistem, populasi  yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya.

ASAS 12 (Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan)
Pengertian: Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi  pada ekosistem yang sudah mantap.

ASAS 13 (Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi)
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
                
ASAS 14 (Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang  nanti akan mempengaruhi populasi itu)
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
• Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan energi
• Tingkat keanekaragaman tinggi
Sumber: